Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Fadli Rais Dengan Segala Dimensinya

Selama berproses di Justisia sebenarnya terlalu singkat bila diceritakan dalam seberkas catatan pendek ini, begitupun menggambarkan sosok Fadli Zon Amin Rais, Pimpinan Umum yang baru saja kemarin lengser dari Rais Syuriah jabatan tertinggi di Justisia.( 30 Desember 2019) Jabatan yang diperebutkan oleh banyak anggota, maksudnya berebut menolak. Saya lupa kapan berkenalan dengan anak tunggal kelahiran Kebumen ini. Dalam intraksi dengannya itu, setidaknya saya dapat membaca karakter dia dalam berbagai dimensi, tentu dengan kacamata secara subjektif saya pribadi. Dimensi yang melekat padanya itu setidaknya saya menemukan beberapa ruang. Ia sebagai pemimpin dan seneor saya di organisasi, ia sebagai teman, ia sebagai motivator dan ia sebagai Fadli Rais saja. Saya bergabung di Justisia pada 2016, masa itu saya nututi 3 kepemimpinan Mbak Wilut, Mas Jaedin dan terakhir Mas Fadli Rais. Setiap pemimpin punya pola dan gaya ma

Ngobrol Buku

Membaca buku bila tidak diresum dan didiskusikan biasanya gampang terlupakan, ngobrol buku yang kita lakukan kemarin salah satu media alternatif bagi setiap kru yang hadir dan mau mendiskusikan buku yang telah dibacanya. Setiap orang bebas mau mendiskusikan hasil bacaanya. Entah bertemakan Islam, gerakan, sastra, ekologi dan lain – lain. Harapanya buat pengkayaan perspektif dan menambah pengetahuan. Ngorbrol buku kemarin, siapun yang berada di forum mau tidak mau harus menyampaikan buku yang sudah dibacanya. Seolah memang terkesan memaksa. Ngobrol buku sudah menjadi bagian tradisi dari dahulu kala. Pertama dimulai dari Jejek. Ia menyampaikan buku karya Tan Malaka yang berjudul Aksi Massa. Pemahaman Jejek tentang buku tersebut soal kolonialisme saat menancapkan kakinya di tanah jajahan Indonesia. Pada saat kolonialisme datang ia berusaha menguasai segala aspek. Khususnya dalam sektor ekonomi-politik. Masyarakat Indonesia yang

Cara Mengusir Perasaan Bosan Yang Harus Anda Lakukan Selama Berada Dalam Kereta Api

Sumber gambar: Tripzilla.id Sepanjang perjalanan naik kereta bisa dibilang cukup membosankan. Apalagi jarak yang ditempuh berjam-jam. Tentu bosanya bukan main gaes. Bagaimana tidak, secara posisi duduk saja sepanjang perjalanan harus tetap sesuai dengan tiket yang sudah dipesan. Kalau perjalanan bersama teman hidup mending gaes, kita bisa berbagi cerita, sharing, ngobrol, gurau dan lain-lain untuk menghindari rasa bosan. Tapi coba bayangkan jika perjalanan seorang diri, bagaimana perasaanmu? Tapi tenang gaes di sini ada beberapa cara yang perlu kamu persiapkan dan lakukan dalam kereta agar perasaan bosanmu dapat terobati. Bagaimana caranya ? 1. Makan. Makan salah satu cara agar di kereta hidup tidak bosan. Tapi ingat ya gaes kalau bawa makanan jangan cuma dibekali untuk kamu saja. Kasihan teman sekursimu yang tidak membawa bekal apa-apa. Ini demi kemanusiaan wkwkwk 2. Dengerin musik. Dengerin musik memang coco

Diskusi Pemikiran Filsafat Socrates

Rabu, 6 November 2019 diskusi pemikiran Filsafat Socrates Rabu sore seperti biasa kita kru magang Justisia kumpul di depan PKM untuk menjelajahi pemikiran para filusuf yang telah memberikan sumbangsih besar terhadap peradaban pengetahan. Filsafat Socrates menjadi tema yang kita salami bersama pemikiranya setelah waktu sebelumnya kita membahas pemikiran filusuf yang sangat menyoroti tentang Alam dan metafisika. Sejak filsafat Socrates ia mulai membawa kita pada objek kajian filsafat ke kajian tentang manusia dan dunia. Tapi sayang, Socrates tidak meninggalkan karya utuh yang ditulis langsung olehnya. Muridnya bernama Plato berhasil menampung sebagian buih pemikiran gurunya, sehingga sampai sekarang pemikiran filsafat Socrates menginspirasi dan dijadikan refrensi oleh filusuf generasi setelahnya. Kehidupan Socrates kira-kira 479-399 SM di Athena. Di sana ia sempat menyaksikan keruntuhan Athena oleh orang-orang oligarki dan demokratis

Jadi Pendukung Ataupun Anti Pemerintah Asal Mau Mencoba Kritis Menanggapi Persoalan

(sumber: tatkala.co) Setelah terlantiknya Presiden dan Wakil Presiden RI, Ir. Joko Widodo dan Prof. KH. Ma’ruf Amim Minggu kemarin 20 Oktober 2019, sontak ucapan selamat mengalir deras baik di dunia nyata maupun di jagat maya. Ucapan itu datang dari berbagai lapisan baik yang tergabung dalam organisasi, pejabat pemerintahan, masyarakat sipil maupun secara individu. Hari itu sayapun sebagai warga negara tidak ketinggalan memberikan salam hormat kepada beliau lewat pamflet yang saya buat sendiri. Setelah pamflet itu jadi kemudian saya menyebarnya di berbagai group WA ataupun story WA. Setelah pamflet terkirim di beberapa group yang saya tergabung di dalamnya maupun secara lewat story WA, selang beberapa detik kemudian komentar negatif, cibiran, dan hujatan (Meski sebenarnya semua itu adalah lelucon dan guyonan belaka sih) menggeranyangi ponselku entah bagi mereka yang mendaku dirinya anti pemerintah, kecewa pada pemerintah, tidak perca

Merasakan Penderitaan Manusia Lewat Sastra

" Kalian boleh maju dalam pelajaran, mungkin mencapai deretan gelar kesarjanaan apa saja, tapi tanpa mencintai sastra, kalian tinggal hanya hewan yang pandai" Pramoedya AT. Hari kedua Workshop Justisia materi terakhir tentang Sastra. Mas Heri CS selaku pembicara dalam papernya yang berjudul “Meniti Jalan Sastra” menjelaskan bagaimana kekuatan sastra mampu menyihir pembaca untuk mengenal dirinya, orang lain dan lingkunganya. Tidak hanya itu, ia juga menjelaskan pentingnya karya sastra bagi pembaca agar menjadi lebih manusiawi. Metafor Bahasa dalam sastra memang kalau kita menyelami mampu menggapai makna tersirat yang diciptakan para sastrawan melalui bahasa dan imajinasi yang dilukiskan. Kekuatan imajinasi dalam karya itu kemudian membawa pembaca keliling menjelajahi dunia di dalam dunia dan seolah merasakan kehidupan nyata di dalamnya seperti dilukiskan oleh satrawan. Meski sastra adalah karya fiksi tapi ia tidak lepas dari

Tentang Nurul Yang Dicoret Jadi Kandidat OSIS Dan Sekarang Terpilih Jadi Ketua Komisariat PMII IAIN Jember

(Tengah : Nurul, calon ketua OSIS, kiri : Saya yang dipilih pada saat pemilihan ketua OSIS. Dan Kanan : Kholel yang akhirnya terpilih menjadi Ketua OSIS : inilah panggung demokrasi yang misteri wkwkwk) Setiap kali nostalgia tentang pesantren pasti ingat tentang segala kenangan yang pernah terbekas di dalamnya. Mulai dari urusan kecil sampai urusan besar. Maklum, pesantren adalah rumah keduaku setelah kampung halaman. Saya sengaja menyebutnya rumah, karena di tempat itulah saya tidak hanya merasa belajar dan mencari ilmu semata, berbagai pelajaran tentang kehidupan banyak kupetik di penjara suci tersebut. Salah satu ingatanku cerita di pesantren yang kutinggali yaitu soal hidupnya kembali organisasi daerah bernama Aliansi Santri Bondowoso. Selanjutnya disebut ALSAB. Di pesantren, santri datang dari berbagai wilayah dari kota sampai ke pelosok desa. Agar memudahkan komunikasi dan ikatan persaudaraan sesama santri daerah asalnya, terbentuklah

Review Film Bumi Manusia; Cinta Yang Dipisahkan Oleh Hukum Kolonial

Bertepat dengan hari kemerdekaan 17 Agustus 2019, moment yang pas menonton film Bumi Manusia. Film ini diambil dari novel karya Pramoedya Ananta Toer dengan judul yang sama. Karena di dalamnya menceritakan arogansi Kolonial terhadap pribumi, menyaksikan di hari kemerdekaan adalah waktu sangat tepat menurut saya untuk merefleksikan kemerdekaan melalui Film yang disutradarai Hanung Bramantyo ini. Sebelum film diputar, penonton tanpa dipersilahkan segera berdiri ketika lagu Indonesia raya dinyanyikan bersama-sama. Film Bumi Manusia menceritakan golongan Eropa yang mendiskritkan penduduk pribumi hanya karena kelas yang tidak setara. Dalam segala hal Kolonial menganggap dirinya lebih maju dan modern ketimbang Pribumi. Pribumi dituduhnya terbelakang yang pantas hanya menjadi budak atau pelayan tuan. Begitulah praktik kolonialisme beraksi seperti dikisahkan Pram dalam romanya. Kolonial menjamah negeri jajahan dalam segala sektor. Pe

Khadijah; Cermin Wanita Setia

. Judul : Khadijah Penulis : Sibel Eraslan Tahun Terbit : 2012 Penerbit : Kaysa Media Tebal : 388 halaman ISBN : 978-979-1479-63-9 Siapa yang tidak pedih hatinya ketika perempuan yang telah menjadi separuh jiwanya meninggalkanya, menjemput Tuhanya terlebih dahulu ? Siapa yang tidak rela ketika perempuan yang telah menjadi mutiara di tengah hamparan padang asmara hatinya pergi mendahuluinya ? Siapa yang tidak tersakiti hatinya ketika perempuan yang telah senantiasa setia berada di sampingya baik dalam keadaan suka maupun duka tidak lagi di sampingnya untuk selama-selamanya ? dan Siapa yang tidak terluka hatinya ketika permata yang telah memberi sinar cahaya kehidupan dalam berjuang bersama pulang menemui kematian ? Itulah yang dirasakan nabi Muhammad suami Khadijah ketika istrinya wafat. Bagi Muhammad, Khadijah bukan hanya seorang istri yang setia, perhatian, peduli terhadap dirinya. Tapi ia adalah perempuan yang mendukung s

Potret Pendidikan Masyarakat Pedalaman

Judul : Laskar Pelangi Penulis : Andrea Hierata Tahun Terbit : 2005 Penerbit : Bentang Tebal : 386 halaman ISBN : 979-3062-79-7 Peresensi : Hasan Ainul Yaqin Minggu pagi kemarin (28/07) saya jalan-jalan pagi ke tempat bersejarah di Semarang. Sesampai di taman Kota Lama bertemu orang Suku Dayak Manyan, namanya Cecelia Bluwek yang sedang duduk santai. Ia ditemani suaminya, Abdul Aziz. Pria asal Jember. Tetangganan dengan alamat rumah dimana saya dilahirkan, Bondowoso. Sebelumnya saya berniat wawancara ke kedua pasangan suami istri tersebut tentang tanggapanya mengenai suasana Kota Lama sekarang. Biasanya orang pergi ke Semarang rasanya kurang sempurna bila belum mampir di salah satu bangunan tua di pusat kota Jawa Tengah ini. Perlahan topik yang kita obrolkan meleset dari apa yang saya fikirkan. Berbicara soal suasana Kota Lama mungkin hanya satu menitan, selebihnya Cecelia bercerita panjang kali lebar soal kondisi kampungn

Tentang Fida Yang Rela Bolos Kuliah Demi Presentasi Diskusi Justisia

Kru magang waktu workshop lapangan di gendung songo tahun lalu Saya mengenal Fida semenjak ia bergabung di LPM Justisia 2018 kemarin. Lembaga yang bergiat di dunia Jurnalistik di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Walisongo Semarang. Ada beberapa aktivitas yang telah menjadi rutinitas teman – teman di organisasi ini. Liputan, Menulis, Membaca, Membuat konten, dan tidak malas menghadiri diskusi. Kebiasaan ini menjadi keharusan yang acapkali didoktrinkan para pendahulu kami. Karena hidup adalah pilihan, memilih bergabung di Justisia konsekuensinya pun tidak lepas dari apa yang menjadi visi-misi Justisia sendiri. Mendengar petuah pak Tedi, di Organisasi jangan mengharap buahnya, buah akan tumbuh sendiri seiring kita berada dan berjuang di dalamnya. Kembali tentang Fida. Mahasiswa yang semester satu kemarin pernah duduk di bangku Ilmu Falak. Fida pernah bolos kuliah hanya karena mendapati tugas menjadi presentator diskusi filsafat yang dig

Berlibur Ke Pulau Panjang Jepara

Sebelum Pulang Dari Pulau Panjang Setalah tiga jam melewati perjalanan dari Ngaliyan, akhirnya tiba juga di Pantai Kartini yang terletak di kabupaten Jepara. Namun tujuan kita bukan ke pantai Kartininya tapi ke Pulau Panjang yang berada di tengah laut setelah nyebrang dari Pantai Kartini. Supaya sampai kesana, kita harus menumpangi kapal untuk mengangkut kita dan barang bawaan, Seperti tenda dan segala tetek bengeknya. Matahari sudah hampir tenggelam, langit yang mulanya cerah semakin malam berubah agak kemerah-merahan karena bias dari pancaran sinar matahari yang hendak menjemput bulan untuk bergantian menyinari alam semesta. Angin bertiup kencang membuat tubuhku dingin, untungnya saya bawa Jaket, jadi cukup dijadikan penghangat dari tiupan angin yang menerjang. Tepat menjelang Magrib, Saya, dan teman – teman kru magang Justisia yang menamai angkatanya Mafia Aksara, Faiz, Rusda, Sadad, Riski, Sasa, Nosy, Sonia, Yusuf, Andre, A