Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2018

Bangkit Dari Zona Nyaman

Dalam diri manusia terdapat hasrat ingin meraup sesuatu   yang dapat diambil kegunaannya ataupun hanya sekedar mengkonsumsi meski sebenarnya tidak mengandung kemanfaatan sama sekali. Semua manusia punya keinginan bagaimana hidupnya nyaman. Namun kenyamanan tidak memberi ketentraman jika kenyamanan yang didapat tak diperoleh dari perjuangan. Sebenarnya kenyamanan yang berarti apabila ada perjuangan yang mendasari. Banyak kawan diantara kita ingin hidup nyaman, meski kenyamanan itu bersifat relatif. Ada orang merasa nyaman jika hidup penuh bergelimang harta, sehingga bisa membeli untuk mendapatkan sesuatu sesukanya, naluri setiap manusia pasti ingin punya harta yang banyak meski kadar kebutuhan manusia berbeda – beda. Namun tidak bisa dibohongi keinginan manusia mengejar dunia sebanyak mungkin adalah tindakan yang wajar. Lagi pula manusia adalah makhluq ekonomis yang berarti makhluk hendak beranjak memburu materi. Ini hal wajar selama didapat dari jerih payah tenaga serta se

Bersatunya Umat Islam Dalam Visi Kemanusiaan

Agama islam merupakan salah satu agama samawi yang diturunkan dimukan bumi dengan sifat kosmisnya berasal dari tuhan, sifat ini ditandai adanya wahyu , petunjuk, ajaran, maupun pedoman hidup yang disampaikan langsung darinya melalui perantara seorang utusan bernama Rosul. Wahyu tuhan secara garis besar berotasi pada dua garis dimensi, yaitu dimensi ketuhanan(hablun minallah) dan dimensi kemanusiaan (hablun minannas). Namun kedua hubungan tersebut tidaklah berdiri sendiri tanpa ada kesaling tergantungan satu sama lain. Artinya manusia menghormati manusia tidaklah semata mata lahir dari naluri dan akal sehat manusia sendiri untuk menghormati manusia lain meskipun secara hati nurani manusia dapat membedakan antara sesuatu yang baik dan sesuatu yang buruk. Kiranya peran wahyu yang telah memberi pedoman hidup dari segala relevansinya memantapkan keyaqinan manusia akan hal yang harus dilakukan dengan tanggung jawab dan siap siaga menerima konsekuensi atas apa yang telah dikerjakan

JANGAN JADIKAN ULAMA TUMBAL POLITIK

Belum lama lagi, negera kita akan menyelenggarakan pesta politik mencari sosok manusia bertahta dikursi kekuasaan sebagai kepala daerah. Kampanye sebagai bentuk memperkenalkan namanya mulai teredar di sepanjang jalan mulai dari poster, baliho, dan tidak ketinggalan media sosialpun kerap kali menjadi senjata handalan yang mudah tersaji mencamkan dirinya sebagai calon kepala daerah.   Selain menggunakan poster, baliho, dan umpan lainya, nama ulamapun menjadi mantra penarik massa sebagai pengayuh menyebrangi hutam rimba meraih kekuasaan. Karena tokoh ulama bagi golongan masyarakat puritan apalagi masyarakat pesantren merupakan tokoh sanjungan yang setiap ucapan dan tindakan menjadi teladan bagi setiap kalangan dan harus diikuti. Saking kemulyaan dimata manusia inilah kemudian terbit buku berjudul “mentuhankan ulama” Ini dimata umat manusia, kalau dimata tuhan biarkan saja sisinya sendiri yang tau perihal manusia. Pasti tuhan maha adil tidak akan memihak diantara manusia melai