Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2019

Apakah Ramadhan Terakhir Di Tanah Orang, Semarang ?

Tanpa terasa hidupku di tanah rantau sudah hampir mencapai 4 tahun, ibarat waktu sudah berada di ujung penghabisan. Walaupun 4 tahun tinggal dan besar di sana, liburan tiba saya menyempatkan waktu meski sebentar buat pulang kampung untuk melepaskan dahaga rindu pada kampung halaman dan orang-orang di dalamnya. Liburan yang bertepatan dengan Ramadhan, adalah waktu yang memang ditunggu-tunggu oleh kebanyakan teman teman perantau seperti saya. Saat liburan Ramadhan tiba, biasanya saya menahan diri untuk tidak segera mudik sebelum semuanya beres. Mulai dari urusan akademik, organisasi, hingga urusan pribadi. Paling cepat H-5/H-3 hari raya saya mudik ke kampung. Tapi kali ini tampak begitu gegabah saya ingin pulang. Ya selain orang rumah menyuruh lekas pulang, di waktu itu juga bertepatan dengan reoni kelas IAI angkatan 19. Awalnya saya tidak mau hadir ke acara reoni tahun ini, karena dalam pertimbanganku saya harus menghabiskan waktu

Terusir Di Tanah Sendiri

(Kondisi pasca dilakukan penggusuran oleh satpol pp terhadap rumah warga Tambakrejo, disana terpampang kain panjang bertuliskan: Kalian Pembunuh)) Penggusuran paksa oleh Satuan Kepolisian Pamung Praja (POL PP) di wilayah pesisir kelurahan Tambakrejo membuat masyarakat setempat harus angkat kaki dari tanahnya sendiri, ia harus meninggalkan kampung halaman yang sudah amblas diratakan dengan tanah. Meskipun beberapa warga masih ada yang menetap namun kebanyakan yang lain sudah mengungsi di rumah saudaranya masing-masing. Kampung yang menjadi tempat persemaian kini digusur dengan cara yang sangat sadis oleh pemerintah Kota Semarang. Orang tua tidak lagi dapat melihat anaknya riang gembira bermain bersama teman – temanya, berlari – lari saling bekejaran untuk menikmati kesenangan dan kebahagiaan, tidak lagi memandang anaknya belajar di Mushollah tempat mengaji yang sangat sederhana itu. Begitupun anaknya, mereka tidak lagi melihat orang

Semarang Hebat Atau Semarang Laknat ?

(Anak-anak kecil di Tambakrejo saat menyaksikan rumah mereka yang rata dengan tanah karena digusur pada Kamis 09 Mei) Semarang hebat slogan yang selalu digembor-gemborkan oleh pemerintah kota Semarang kepada khalayak publik entah melalui papan nama yang terpampang di jalanan, ataupun dikemas seindah mungkin lewat media massa. Slogan tersebut dikonotasikan kepada Walikota Semarang sendiri, saat mulai kampanye dulu hingga menjalani pemerintahan pada saat sekarang ini. slogan Semarang Hebat seolah menunjukkan kepada publik, bahwa pemerintahan kota Semarang mampu berbuat terbaik kepada masyarakat khususnya yang tinggal di kota Semarang. Karena memang pemerintahan dibentuk tidak ada tujuan lain selain untuk kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Inilah sebenarnya esensi dari terbentuknya suatu pemerintahan. Buat apa ada pemerintah kalau pada kenyataanya berbanding terbalik dengan apa yang menjadi seharusnya. Terciptanya suatu pemerintahan t