Langsung ke konten utama

Khadijah; Cermin Wanita Setia

.

Judul : Khadijah
Penulis : Sibel Eraslan
Tahun Terbit : 2012
Penerbit : Kaysa Media
Tebal : 388 halaman
ISBN : 978-979-1479-63-9

Siapa yang tidak pedih hatinya ketika perempuan yang telah menjadi separuh jiwanya meninggalkanya, menjemput Tuhanya terlebih dahulu ? Siapa yang tidak rela ketika perempuan yang telah menjadi mutiara di tengah hamparan padang asmara hatinya pergi mendahuluinya ? Siapa yang tidak tersakiti hatinya ketika perempuan yang telah senantiasa setia berada di sampingya baik dalam keadaan suka maupun duka tidak lagi di sampingnya untuk selama-selamanya ? dan Siapa yang tidak terluka hatinya ketika permata yang telah memberi sinar cahaya kehidupan dalam berjuang bersama pulang menemui kematian ?

Itulah yang dirasakan nabi Muhammad suami Khadijah ketika istrinya wafat. Bagi Muhammad, Khadijah bukan hanya seorang istri yang setia, perhatian, peduli terhadap dirinya. Tapi ia adalah perempuan yang mendukung segala visi dan misi baik sebagai suami ataupun seorang Rosul utusan Allah. Luar biasa perjuangan yang ditorehkan Khadijah untuk mendukung lelaki yang telah menjadi pelengkap jiwanya itu.

Tenaganya, air matanya, hatinya, hartanya ia berikan seluruhnya kepada nabi Muhammad dalam menyebarkan agama Islam, agama yang dibawa untuk menyamakan hak-hak semua orang setara dan agama yang membela kepentingan orang-orang lemah yang ditindas oleh keserakahan kaum pemodal.

Air mata Nabi Muhammad tidak berhenti berlinang ketika melihat istrinya terbaring sakit di kamarnya menjelang waktu wafatnya. Meninggalnya khodijah merupakan peristiwa yang menyayat hati suaminya. Sungguh begitu bertubi-tubi cobaan yang dirasakan nabi Muhammad SAW.

Orang yang disayangnya dan memberi peran penting dalam hidupnya perlahan-lahan pergi meninggalkanya. Setelah Ayahnya bernama Abdullah wafat ketika Nabi Muhammad di dalam kandungan, Bergilir ibu tercinta Sayyidah Aminah menyusul sang suami. Beberapa tahun kemudian ditinggal sang kakek, Abdul Muthallib, kemudian pamanya yang telah melindungi Muhammad dari kekejaman orang kafir quraisy pun wafat.

Abu Thalib tidak segan menghunuskan pedang jika ada orang bahkan dari jalur kerabat sekalipun mencoba melukai keponakanya itu. Selang beberapa hari kemudian tidak jauh jarak waktu dari wafatnya Abu Thalib, istri dambaan hatinya, pelengkap jiwanya, separuh hidupnya, Sayyidah Khadijah Al Kubro seorang berlian di tengah hamparan gurun pasir yang telah menjadi pendamping sejatinya pun menemui ajal tidak lagi bersama untuk selama-salamanya di dunia.

Dalam Novel Khadijah yang ditulis Sibel Eraslan ini begitu mengalir menceritakan sejarah kehidupan seorang bangsawan Mekkah yang jujur sekaligus istri pertama utusan Allah bernama Khadijah. Sulit menemui pembisnis sekeliber Khadijah yang pemberani dalam mengambil tindakan, jujur dalam berdagang, cekatan dalam bergaul, pandai bermanajemen, dan ramah kepada seluruh pembantunya, ketika melihat situasi Kota Mekkah kala itu disesaki dengan manipulasi, penipuan, kekejaman, dan kesewenang-wenang kepada orang-orang miskin tidak berdaya.

Khadijah adalah salah satu pembisnis yang menjadi korban penipuan. Jumlah hartanya banyak yang hilang sia-sia sebab dititipkan orang yang tidak bisa dipercaya. Kerugian seringkali didapati. Agar terselamatkan, Khadijah mencari sosok yang bisa dipercayai untuk mengembangkan bisnisnya. Kabar mencari tenaga kerja sampai pada telinga Abu Thalib. Kebetulan Abu Thalib usianya sudah tua, tanggunganya juga banyak yang harus dipenuhi. Untuk meringankan beban pamanya, Muhammad melamar kerja kepada Khadijah.

Setelah menjalani kerja, hati Khadijah terpikat mengawasi kinerja nabi Muhammad yang jujur dalam berdagang dan amanah ketika diberi kepercayaan. Menatap wajahnya dari kejauhan, Khadijah terbawa perasaan alias baper tidak karuan, tidak kuat meredakan hatinya yang digoncangi asmara cinta memandang aura nabi Muhammad yang tampan rupawan itu. Hingga kemudian keduanya disatukan dalam ikatan pernikahan yang sah.

Ketika Nabi Muhammad menikahi Khadijah, istrinya telah dikarunia 3 orang anak dari suami sebelumnya, namun kasih sayang nabi Muhhamad tidak membeda-bedakan satu diantara yang lain walaupun bukan darah dagingnya sendiri. Sikap yang ramah kepada anak, membuat mereka tidak mau pergi dari pelukanya. Ingin selalu didekapnya. Memang teramat mulia akhlak nabi Muhammad terhadap semua makhluk. Kepada istrinya, saudaranya, orang sekitarnya, anak-anaknya, bahkan kepada orang yang memusuhinya sekalipun.

Dalam novel ini diceritakan, saat Muhammad bersemidi di gua Hira, kekhawatiran Khadijah bukan main, tidurnya tidak nyenyak ketika suami tidak sedang berada di samping bantalnya, badanya gusar dan gelisah ketika sang suami jauh darinya. Selalu Khadijah mengunjungi nabi Muhammad ketika beliau berada di Gua Hira’.

Dari Khadijahlah jika kita membaca Novel ini banyak hikmah yang dapat dipetik buahnya entah sebagai seorang perempuan yang pemberani, istri yang sejati, pembisnis yang jujur, nyonya yang ramah dan segalanya. Beliaulah perempuan pertama yang mengimani kerasulan Nabi Muhammad SAW.
Allahumma sholli ‘ala Muhammad
Puri Banjara, Sabtu 03 Agustus 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Genap Setahun Pengabdian

  Tepat 1 Februari 2022 lalu, saya memulai pengabdian di YIMA Islamic School setelah melewati rangkaian test dan prosedural sesuai ketetapan lembaga sebagaimana yang juga diberlakukan terhadap calon pegawai yang lain.   Bergabungnya saya di YIMA diperkarsai perintah salah satu orang yang perintah dan larangannya harus saya patuhi sehingga saya tidak berbuat banyak menanggapi hal tersebut. Padahal di waktu bersamaan saya menerima pemprosesan di salah satu tempat di Surabaya dan proses penerimaan di salah satu lembaga di Sidoarjo. Saya pun melewati rangkaian tahap demi tahap hingga sampai pada proses yang hampir mendekati final. Saya hanya berkesimpulan, di manapun insyallah jalan terbaik. Namun orang yang memerintah saya itu bersikukuh meminta saya untuk tinggal di Bondowoso setelah merantau selama hampir 12 tahun lamanya di kota orang, akhirnya YIMA yang saat ini saya berada di dalamnya menjadi pilihan. Dengan ridho seorang itu, akhirnya saya meyakinkan hati untuk memulai penge

Bagaimana Berkomunikasi ?

  Saya menganalisis dan mengutip beberapa bagian hasil pelatihan skill komunikasi tempo lalu yang saya coba kerucutkan menurut analisis saya sendiri, paling tidak dalam konteks yang secara pribadi saya alami sebagai makhluk sosial.   Sengaja saya mengawali tulisan ini dengan sebuah pertanyaan “Bagaimana Berkomunikasi?” Sebab dalam berkomunikasi dengan siapapun, kita akan berhadapan beragam hal, situasi, kondisi, lawan bicara yang beragam karakter, mood komunikan, bahasa, kultur, waktu, tempat atau hal kompleks yang lain, sehingga yang kita butuhkan adalah mode dan cara komunikasi apa yang sebaiknya diaplikasikan menghadapi kejadian apapun dengan siapapun.   Maka tidak ada yang baku dan permanen suatu mode komunikasi diterapkan pada kasus tertentu. Sehingga menurut saya, mode dan cara berkomunikasi belum tentu bisa diterapkan secara sama pada kejadian maupun kasus yang serupa, apalagi berbeda terhadap orang yang berbeda pula. Seperti halnya pancingan respond saya terhadap kelompok

MENJADI GURU

Sehari sebelum tanggal peringatan hari guru nasional 2023, beberapa siswa datang ke saya mengutarakan permohonannya untuk merayakan hari guru bersama guru di kelasnya masing-masing. Saya tidak bertanya banyak perayaan seperti apa yang direncakan anak berusia kelas SD tersebut untuk mengenang moment hari guru itu. Saya hanya menimpali pertanyaan kepada mereka. Kapan pelaksanaan hari guru itu? Spontanitas mereka menjawab, “25 November”. Jawabnya penuh semangat. Pertanyaan berikutnya kenapa ada perayaan hari guru? Jawaban mereka beragam, namun keberagaman itu masih satu keutuhan yang menggambarkan peran guru, paling tidak sesuai pengalaman siswa SD tersebut bersama gurunya . “Karena guru adalah yang mengajarkan ilmu” , "Karena guru yang mengajarkan al qur'an",   “Karena guru yang mendidik soal budi pekerti yang baik”, “ Karena guru mengajarkan untuk membiasakan membuang sampah pada tempatnya”. Kurang lebih begitu jawaban sederhana mereka secara beragam. Pertanyaan se