Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2019

Jadi Pendukung Ataupun Anti Pemerintah Asal Mau Mencoba Kritis Menanggapi Persoalan

(sumber: tatkala.co) Setelah terlantiknya Presiden dan Wakil Presiden RI, Ir. Joko Widodo dan Prof. KH. Ma’ruf Amim Minggu kemarin 20 Oktober 2019, sontak ucapan selamat mengalir deras baik di dunia nyata maupun di jagat maya. Ucapan itu datang dari berbagai lapisan baik yang tergabung dalam organisasi, pejabat pemerintahan, masyarakat sipil maupun secara individu. Hari itu sayapun sebagai warga negara tidak ketinggalan memberikan salam hormat kepada beliau lewat pamflet yang saya buat sendiri. Setelah pamflet itu jadi kemudian saya menyebarnya di berbagai group WA ataupun story WA. Setelah pamflet terkirim di beberapa group yang saya tergabung di dalamnya maupun secara lewat story WA, selang beberapa detik kemudian komentar negatif, cibiran, dan hujatan (Meski sebenarnya semua itu adalah lelucon dan guyonan belaka sih) menggeranyangi ponselku entah bagi mereka yang mendaku dirinya anti pemerintah, kecewa pada pemerintah, tidak perca

Merasakan Penderitaan Manusia Lewat Sastra

" Kalian boleh maju dalam pelajaran, mungkin mencapai deretan gelar kesarjanaan apa saja, tapi tanpa mencintai sastra, kalian tinggal hanya hewan yang pandai" Pramoedya AT. Hari kedua Workshop Justisia materi terakhir tentang Sastra. Mas Heri CS selaku pembicara dalam papernya yang berjudul “Meniti Jalan Sastra” menjelaskan bagaimana kekuatan sastra mampu menyihir pembaca untuk mengenal dirinya, orang lain dan lingkunganya. Tidak hanya itu, ia juga menjelaskan pentingnya karya sastra bagi pembaca agar menjadi lebih manusiawi. Metafor Bahasa dalam sastra memang kalau kita menyelami mampu menggapai makna tersirat yang diciptakan para sastrawan melalui bahasa dan imajinasi yang dilukiskan. Kekuatan imajinasi dalam karya itu kemudian membawa pembaca keliling menjelajahi dunia di dalam dunia dan seolah merasakan kehidupan nyata di dalamnya seperti dilukiskan oleh satrawan. Meski sastra adalah karya fiksi tapi ia tidak lepas dari

Tentang Nurul Yang Dicoret Jadi Kandidat OSIS Dan Sekarang Terpilih Jadi Ketua Komisariat PMII IAIN Jember

(Tengah : Nurul, calon ketua OSIS, kiri : Saya yang dipilih pada saat pemilihan ketua OSIS. Dan Kanan : Kholel yang akhirnya terpilih menjadi Ketua OSIS : inilah panggung demokrasi yang misteri wkwkwk) Setiap kali nostalgia tentang pesantren pasti ingat tentang segala kenangan yang pernah terbekas di dalamnya. Mulai dari urusan kecil sampai urusan besar. Maklum, pesantren adalah rumah keduaku setelah kampung halaman. Saya sengaja menyebutnya rumah, karena di tempat itulah saya tidak hanya merasa belajar dan mencari ilmu semata, berbagai pelajaran tentang kehidupan banyak kupetik di penjara suci tersebut. Salah satu ingatanku cerita di pesantren yang kutinggali yaitu soal hidupnya kembali organisasi daerah bernama Aliansi Santri Bondowoso. Selanjutnya disebut ALSAB. Di pesantren, santri datang dari berbagai wilayah dari kota sampai ke pelosok desa. Agar memudahkan komunikasi dan ikatan persaudaraan sesama santri daerah asalnya, terbentuklah