Langsung ke konten utama

Pesantren Menampung Semua Orang Tanpa Memandang Latar Belakang


Menuntut ilmu di pesantren tidak ada syarat ketat atau kriteria tertentu agar bisa diterima belajar di Pesantren. Tidak ada jalur yang beda-beda sebagaimana perguruan tinggi ketika membuka pendaftaran bagi calon mahasiswa baru. Di pesantren, semuanya masuk lewat jalur satu dengan catatan sesuai formulir yang tertera.

Berdasar landasan ajaran agamanya yang kuat, kyai selalu menerima orang yang hendak belajar di pesantren dengan tangan terbuka, tanpa harus melihat latar belakang apapun dari mereka. Baik dari sisi ekonomi, sosial, budaya, dan kehidupan sebelumnya. Senakal-nakal apapun calon santri itu, kyai membukakan pintu dan mempersilahkan siapa saja belajar di pondok pesantren.

Para kyai seperti dijelaskan kyai Husein Muhammad dalam bukunya Islam Tradisonal Yang Terus Bergerak sebagaimana diajarkan oleh agama Islam pada umumnya mengatakan “janganlah menolak orang yang belajar agama dan ingin menjadi baik” atau “ingatlah bahwa orang yang datang kepada anda untuk mesantren menunjukkan bahwa ia sudah ada niat dalam hatinya untuk menjadi orang baik”

Ajaran tersebut dipegang teguh oleh kyai di pesantren untuk menerima siapa saja orang yang hendak belajar di dalamnya. Proses penerimaan santri baru seperti ini menunjukkan bahwa pesantren merupakan lembaga pendidikan yang tanpa pandang bulu dan pandang kelas untuk membenahi santri baik secara intelektualnya maupun prilakunya. Tanpa harus melihat baju mereka sebelumnya.

Jika ia menyantri itu petanda seseorang tersebut ingin mengubah hidupnya ke arah lebih baik dan membuka lembaran baru yang lebih cemerlang. Dari sini dapat diasumsikan, pondok pesantren adalah tempat yang menampung segala macam orang dari wilayah berbeda-beda dan dengan karakter yang beragam.

Tidak hanya itu, pesantren juga melestarikan pemahaman sama rasa sama rata antar santri satu sama lain. Karena itu, ketika seseorang sudah berada di pondok pesantren, kyai yang dibantu pengurus pesantren memperlakukan sama terhadap santrinya tanpa ada yang dimuliakan berdasar stratifikasi sosial maupun ekonominya.

Dalam aturan misalnya, norma yang diberlakukan berlaku bagi siapa yang melanggarnya. Tidak ada rasa pilih kasih menindak santri yang didapati melanggar aturan pesantren. Apabila santri itu melanggar anak siapapun santri itu, maka akan dihukum sesuai sangsi peraturan yang diterapkan di pesantren. Ataupun dari contoh sepele lainya yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari santri di Pondok.

Tempat mandi dan tidur santri biasanya sama, tidak ada yang lebih utama satu di antara yang lain. dari kehidupan sederhana seperti ini, jika direnungi secara mendalam pesantren mengajarkan santri untuk berlaku adil kepada setiap insan. Inilah pesantren selalu menyimpan makna tersirat dibalik pesan tersurat. Ada saja sesuatu yang dirahasikan di balik lembaga sederhana bernama pesantren.

Di pesantren biasanya bukan hanya terdiri dari golongan baik sejak dari rumah, acapkali banyak ditemukan orang yang mondok di pesantren berasal dari orang-orang yang secara prilaku dapat dikatakan tidak baik, seperti golongan anak muda yang pernah terlibat obat-obatan terlarang. Untuk membenahi prilaku menyimpang itu, pesantren dipilih sebagai pendidikan alternatif yang diharapkan dapat menyembuhkan prilaku menyimpang tersebut.

Begitupun pesantren, lembaga agama ini tanpa ada rasa enggan menerima semua orang yang hendak berlabuh di sana, tanpa harus melihat latarbelakang kehidupanya. Inilah pesantren, lembaga pendidikan yang menarik dikaji dalam setiap sisinya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Genap Setahun Pengabdian

  Tepat 1 Februari 2022 lalu, saya memulai pengabdian di YIMA Islamic School setelah melewati rangkaian test dan prosedural sesuai ketetapan lembaga sebagaimana yang juga diberlakukan terhadap calon pegawai yang lain.   Bergabungnya saya di YIMA diperkarsai perintah salah satu orang yang perintah dan larangannya harus saya patuhi sehingga saya tidak berbuat banyak menanggapi hal tersebut. Padahal di waktu bersamaan saya menerima pemprosesan di salah satu tempat di Surabaya dan proses penerimaan di salah satu lembaga di Sidoarjo. Saya pun melewati rangkaian tahap demi tahap hingga sampai pada proses yang hampir mendekati final. Saya hanya berkesimpulan, di manapun insyallah jalan terbaik. Namun orang yang memerintah saya itu bersikukuh meminta saya untuk tinggal di Bondowoso setelah merantau selama hampir 12 tahun lamanya di kota orang, akhirnya YIMA yang saat ini saya berada di dalamnya menjadi pilihan. Dengan ridho seorang itu, akhirnya saya meyakinkan hati untuk memulai penge

Bagaimana Berkomunikasi ?

  Saya menganalisis dan mengutip beberapa bagian hasil pelatihan skill komunikasi tempo lalu yang saya coba kerucutkan menurut analisis saya sendiri, paling tidak dalam konteks yang secara pribadi saya alami sebagai makhluk sosial.   Sengaja saya mengawali tulisan ini dengan sebuah pertanyaan “Bagaimana Berkomunikasi?” Sebab dalam berkomunikasi dengan siapapun, kita akan berhadapan beragam hal, situasi, kondisi, lawan bicara yang beragam karakter, mood komunikan, bahasa, kultur, waktu, tempat atau hal kompleks yang lain, sehingga yang kita butuhkan adalah mode dan cara komunikasi apa yang sebaiknya diaplikasikan menghadapi kejadian apapun dengan siapapun.   Maka tidak ada yang baku dan permanen suatu mode komunikasi diterapkan pada kasus tertentu. Sehingga menurut saya, mode dan cara berkomunikasi belum tentu bisa diterapkan secara sama pada kejadian maupun kasus yang serupa, apalagi berbeda terhadap orang yang berbeda pula. Seperti halnya pancingan respond saya terhadap kelompok

MENJADI GURU

Sehari sebelum tanggal peringatan hari guru nasional 2023, beberapa siswa datang ke saya mengutarakan permohonannya untuk merayakan hari guru bersama guru di kelasnya masing-masing. Saya tidak bertanya banyak perayaan seperti apa yang direncakan anak berusia kelas SD tersebut untuk mengenang moment hari guru itu. Saya hanya menimpali pertanyaan kepada mereka. Kapan pelaksanaan hari guru itu? Spontanitas mereka menjawab, “25 November”. Jawabnya penuh semangat. Pertanyaan berikutnya kenapa ada perayaan hari guru? Jawaban mereka beragam, namun keberagaman itu masih satu keutuhan yang menggambarkan peran guru, paling tidak sesuai pengalaman siswa SD tersebut bersama gurunya . “Karena guru adalah yang mengajarkan ilmu” , "Karena guru yang mengajarkan al qur'an",   “Karena guru yang mendidik soal budi pekerti yang baik”, “ Karena guru mengajarkan untuk membiasakan membuang sampah pada tempatnya”. Kurang lebih begitu jawaban sederhana mereka secara beragam. Pertanyaan se