Agama islam merupakan salah satu agama samawi
yang diturunkan dimukan bumi dengan sifat kosmisnya berasal dari tuhan, sifat
ini ditandai adanya wahyu , petunjuk, ajaran, maupun pedoman hidup yang disampaikan
langsung darinya melalui perantara seorang utusan bernama Rosul. Wahyu tuhan
secara garis besar berotasi pada dua garis dimensi, yaitu dimensi
ketuhanan(hablun minallah) dan dimensi kemanusiaan (hablun minannas).
Namun kedua hubungan tersebut tidaklah berdiri
sendiri tanpa ada kesaling tergantungan satu sama lain. Artinya manusia
menghormati manusia tidaklah semata mata lahir dari naluri dan akal sehat
manusia sendiri untuk menghormati manusia lain meskipun secara hati nurani
manusia dapat membedakan antara sesuatu yang baik dan sesuatu yang buruk.
Kiranya peran wahyu yang telah memberi pedoman hidup dari segala relevansinya
memantapkan keyaqinan manusia akan hal yang harus dilakukan dengan tanggung
jawab dan siap siaga menerima konsekuensi atas apa yang telah dikerjakan.
Wahyu
tuhan kepada umat islam yang tidak bisa dikompromi lagi oleh manusia dengan
segala penafsiran ataupun pemaknaanya adalah
mengenai kemanusiaan. Berbeda dengan hal yang menyangkut ibadah seputar
fiqih. Keuniversalan alquran untuk diambil isi dan kandungannya tidak cukup
jika hanya membaca secara tekstual dan menutup mata pada kontekstual.
namun
dari keglobalan firman tuhan itu yang paling penting dihayati bersama oleh umat
islam dulu ataupun umat islam sekarang ini, bahwa firman tuhan menjunjung
tinggi nilai kemanusiaan yang harus ditanam dalam lubuk hati paling dalam,
disebarkan luaskan pada dunia bahwa ajaran agama islam yang selama ini
dipandang sebagai agama kekerasan, agama teror, pada sejatinya bukanlah esensi
dari ajaran islam itu sendiri, melainkan disebabkan kesalah pahaman atau
kekurang pahaman akan makna apa sebenarnya yang dikehendaki.
Selain itupula faktor kepentingan menyebabkan
kerawanan pada islam yang dijadikan kendaraan politik dengan menghalalkan
segala cara, membenarkan segala tindakan seperti menumpahkan darah tanpa alasan
yang jelas, mengakibatkan nama islam yang dibawa nabi muhammad hilang kepercayaan
dimata publik. Sehingga kebenaran agama islam dalam wahyunya yang menjunjung
arti kemanusiaan menyimpang dari kenyataan yang semakin jauh dari harapan.
Pada dasarnya agama islam yang dibawa nabi
muhammad adalah tunggal baik dipandang dari bentuk ataupun isinya. Ketika nabi
muhammad masih ada kebenaran yang dikehendaki tuhan dalam firmannya hanyalah
nabi yang tahu apa maksudnya. Tatkala ada permasalahan yang menimpa hidup
masyarakat setempat masa itu mereka langsung bertanya kepada nabi. Dari sana
tidak ada multifsir atas alquran. hanya tafsiran tunggal dari Rosulullah.
Sebagai
utusan tuhan jawaban nabi juga merupakan jawaban tuhan. Karena itu, tidak ada
konflik dalam kubu internal umat islam sendiri tentang pemahaman ayat alquran.
bisa dibilang semasa nabi muhammad masih ada, disanalah umat islam berdiri
tegak bersatu padu dibawah komando nabi muhammad. tidak ada perpecahan diantara
umat islam, dan tidak ada kemajemukan tentang islam itu sendiri baik bentuk,
isi, dan visi – misi nabi. Dari sekian visi – misi nabi yang tetap menjadi
pengakuan dunia adalah menuju masyarakat berkeadilan dan berprikemanusiaan.
Lantas apakah visi nabi yang amat mulia itu diteruskan oleh generasi
selanjutnya atau hilang ditelan bersamaan seiring wafatnya nabi Muhammad ?
Ketika khlafur rosyidin memegang tongkat
estafet perjuangan nabi mulai dari abu bakar, umar bin khottob, ustman bin
affan, dan ali bin abi tholib perlahan lahan timbul benih konflik dikalangan
umat islam dibawah kekuasann mereka. Saling ketidak setujuan terhadap pendapat
imam yang berujung pemberontakan hingga bertumpah darah sesama umat islam tidak
jarang dijumpai. Perebutan panggung kekuasaan menjadi sebab utama awal bentrok
satu sama lain antar umat islam, sehingga prilaku meyimpang dari ajaran tuhan yang
dibawa nabi tidak lagi dihiraukan, pendustaan atas nama agamapun kerap kali
menjadi umpan handal yang meyaqinkan pihak untuk dipengaruhi agar mendukungnya.
Oleh sebab itu salah satu munculnya hadist
maudhu/ hadis bohong yang mengatasnamakan berasal nabi muhammad disebabkan
karena kepentingan politik. Dari sinilah munculah fanatisme golongan yang menyuarakan
bahwa golongan atau imam yang dimakmuminya merupakan paling benarnya golongan,
sedangkan golongan lain yang berbeda haluan disalahkan meskipun sesama penganut agama islam. Dari sinilah
islam mengalami pecah belah dengan segala perbedaannya yang ditandai mengalir derasnya aliran ataupun sekte keatas
permukaan dari berbagai haluan dan pedomannya. Apakah munculnya perbedaan
aliran, sekte, madzhab, imam teladan mereka dapat dijadikan indikator
ketidakbersatunya umat islam ? bukankah nabi pernah bersabda bahwa perbedaan
diantara umatku adalah Rahmah ?
Mengindonesiakan Islam
Sejarah telah mencatat, agama islam turun di
tanah arab dengan segala hukum yang terkandung didalamnya merupakan bentuk
respon sosial masyarakat setempat. Maka tak salah menurut syeh nashr hamid abu
zaid mengatakan bahwa al quran adalah produk budaya. Dalam artian, budaya
setempat yang tidak bertentangan dengan firman tuhan ini masih tetap
dilestarikan didalam masyarakat yang kemudian difilter didalam alquran.
kemudian apabila bertentangan itupun tidak
serta merta dihapus begitu saja dengan mengabaikan beberapa tahapan, seperti
tahapan pengharaman khomer. Yang tidak diharamkan secata mutlak awalnya. Salah
satu respon islam dalam menyerukan kepeda penganutnya bahwa bersikaplah secara
adil terhadap manusia, mengangkat martabat kemanusiaan dalam melindungi masyarakat
tertindas. Maka disinalah visi nabi yang oleh kalangan dan pengamat sosial dianggap
visi yang begitu revolusioner.
Dengan melihat kondisi sosial waktu itu,
pertanda bahwa islam yang dibawa nabi muhammad sangat kaitannya dengan letak
geografis setempat dan kondisi kultur masyarakatnya. Indonesia salah satu agama
mayoritas muslim terbesar dunia ada banyak perbedaan dengan islam semasa turun
diarab. Dari sekian banyak perbedaan adapula sedikit persamaan yang merupakan
inti ajaran islam pada dasarnya. Yang kita tahu islam, ihsan, dan iman.
Ketiga
jalan inilah yang menyerukan manusia umat nabi muhammad untuk meyaqini dan
melakukan atas apa yang diperintahkan dan dilarang terhadap manusia. Perintah tuhan
kepada umat manusia khususnya umat islam yaitu menjunjung tinggi nilai
kemanusiaan dan mengangkat martabat manusia. Maka dari itu, adalah kewajaran
diantara ulama fiqih berbeda pandangan dalam masalah ibadah yang menyangkut
furu’iyah atau cabang, perbedaan ideologi para imam agama islam dalam
memutuskan perkara merupakan yang biasa, toh masalah juga harus dipandang dari
aspek sosilogis, dan perbedaan orientasi dikalangan ormas islam dari serentetan
banyaknya adalah hal biasa, karena berbeda visi – misi beerbeda pula cara
menyudut pandangkan.
Namun kalau
berbicara arti penting kemanusiaan tidak ada alasan lain selain bersatu sama sama
menghormati nilai kemanusiaan dan melindungi manusia yang ditindas oleh manusia
lainya. Tetapi sudahkah bersatu umat islam yang begitu pluralnya dibumi pertiwi
ini untuk menjunjung nilai nilai kemanusian, atau justru mereka sendiri yang
malah merusak tatanan kemanusiaan ?
jumat, 23 Februari 2018
Komentar
Posting Komentar