Membangun
peradaban membutuhkan waktu, proses, tenaga, dan perjuanga
n. Role model
peradaban dalam Islam bahkan dunia adalah Nabi Muhammad SAW. Mengapa Nabi
Muhammad? Saya tentu punya perspektif sendiri meyakini Nabi Muhammad sebagai sang
creator peradaban sesungguhnya, tentu berdasar penjelajahan pengetahuan saya dari
cakrawala dunia yang saya yakini kebenarannya. Peradaban dibangun tidak di zona
nyaman dan tidak di ruang hampa, ia diperjuangkan di wilayah penuh keresahan, kegelisahan
dan kezaliman.
Saya
tidak mempunyai pengertian spesifik apa itu peradaban. Dari segi kata, peradaban
bisa dimaknai beradab persamaan kata berakhlak. Sesuai dengan diutusnya Nabi
Muhammad yang beliau sabdakan “Sesungguhnya aku diutus ke dunia ini tidak
lain kecuali untuk menyempurnakan akhlak”
Akhlak
kepada siapa ? kepada semua makhluk sekalipun ke benda mati, tapi paling tidak
kepada sesama manusia, karena peradaban yang dibangun nabi adalah bagaimana
memanusiakan manusia. Orintasinya adalah memanusiakan. Penyempurnaan akhlak
sejalan dengan pengetahuan lewat pendidikan yang diperoleh, di sekolah, di
rumah dan di tempat-tempat manapun pengetahuan itu tersebar.
Tanda
kesatuan antara berperadaban dan berpengetahuan itu terangkum dalam wahyu Tuhan
yang pertama Nabi dapat yaitu Iqro’/ bacalah. Diksi membaca sebuah
konotasi yang erat kaitannya dengan pengetahuan atau bisa juga pendidikan dalam
skala luasnya, sehingga seseorang disebut terdidik.
Apa
orientasi dari seorang terdidik ? Saya tidak memiliki pengetahuan doktrinal
soal ini ataupun pendefinisian ilmiah untuk menjabarkannya lebih luas. Terdidik
adalah ia yang bisa memanusiakan/memuliakan manusia tanpa sekat apapun atau
dalam istilah jawa “ngewongke”. Menjadi terdidik sama sekali tidak ada hubungannya
dengan sehelai ijazah.
Oleh
karena itu terdidik tidak saja melulu bicara kepintaran tapi lebih kepada kebenaran.
Mencari orang pintar di muka bumi banyak, lebih-lebih di negari ini, tetapi
mencari orang benar bagaikan mencari jarum di tumpukan Jerami. Apa itu orang
benar? Orang yang menggunakan pengetahuannya pada jalan kebenaran dan kemaslahatan.
Membangun
peradaban butuh perjuangan dan juga penuh tantangan bahkan dari orang-orang
terdekat sendiri seperti Nabi Muhammad alami. Ditantang keluarganya,
tetangganya, bahkan masyarakat khalayak luas. Mengapa Nabi ditantang? Mereka
tidak akan menantang nabi jika Nabi Muhammad hanya mengajarkan sholat dan sujud.
Nabi
Muhammad ditantang karena berusaha merobohkan masyarakat tanpa kelas, berusaha membangun
masyarakat yang setara/equality, menghapus perbudakan, menumpas kezaliman di
mana hal tersebut sebelumnya justru dipelihara bahkan ditradisikan.
Ajaran
yang sifatnya ubudiyyah pun misalnya. Pemaknaannya bukan hanya sebatas
penghambaan dari seorang hamba pada Tuhannya. Tetapi berkaitan erat dengan
nafas kemanusiaan. Dalam salat contohnya. Allah Akbar “Allah yang maha besar”,
sedangkan manusia di hadapannya setara, tidak ada perbedaan berdasarkan kriteria
apapun.
Komentar
Posting Komentar